Thursday 8 January 2015

Copas "Cinta ini milikmu, Mama"

"Cinta ini milikmu, Mama" (Kisah paling mengharukan di Dunia)

         "Rosa, bangun... Sarapanmu udah Mama siapin di meja."


          Tradisi itu sudah berlangsung selama 26 tahun, sejak pertama kali aku bisa mengingat. kebiasaan Mama tak pernah berubah.
        "Mama sayang, nggak usah repot-repot, aku sudah dewasa." pintaku pada mama pada suatu pagi.
         Wajah tua itu langsung berubah. Pun ketika mama mengajakku makan siang di sebuah restorang. Buru -buru kukeluarkan uang dan kubayar semuanya, ingin ku balas jasa mama selama ini dengan hasil keringatku. Taur sedih itu tak bisa disembunyikan.

        Kenapa mama mudah sekali sedih ? Aku hanya bisa mereka-reka, mungkin sekarang fasena aku mengalami kesuliatan memahami mama karena dari sebuah artikel yang kubaca orang yang lanjut usia bisa sangat sensitif dan cendenrung untuk bersikap kekanakan, tapi entahlah... MIatku ingin membahagiakan malah membuat mama sedih. seperti biasa, mama tidak pernah mengatakan apa-apa.

        Suatu hari kuberanikan diri untuk bertanya, "Ma, maafin aku kalau telah menyakiti perasaan mama. Apa yang bikin mama sedih ?" Kutatap sudut-sudut mata mama, ada genangan air mata disana. Terbata - bata Mama berkata, "Tiba - tiba, Mama merasa kamu sudah tidak lagi membutuhkan Mama. Karna sudah dewasa, sudah bisa menghidupi diri sendiri. Mama tidah boleh lagi menyiapkan sarapan untuk kamu, Mama tidak bisa lagi jajanin kamu. Semua sudah bisa kamu lakukan sendiri."

        Ah, Ya Tuhan, ternyata bagi seorang ibu bersusah payah melayani Putra-Putrinya adalah sebuah kebahagiaan. Suatu hal yang tak pernah aku sadari sebelumnya. Miat membahagiakan bisa jadi malah membuat orang tua menjadi sedih karena kita tidak berusaha untuk saling membuka diri melihat arti kebahagiaan dari seudut pandang masing masing.

       Diam-diam aku merenungkan. Apa yang telah ku persembahkan untuk mama pada usiaku sekarang ? adakah Mama bahagia dan bangga pada putrinya?

      Ketika itu ku tanyakan pada mama. Mama Menjawab, "banyak sekali kebahagiaan yang telah kamu berikan pada mama, Nak. Kamu tumbuh sehat dan lucu ketika bayi adalah kebanggaan buat mama. Setelah dewasa, kamu berperilaku sebagaimana seharusnya seorang hamba, itu kebahagiaan buat mama. Setiap kali binar matamu mengisyaratkna kebahagiaan, disitulah kebahagiaan orang tua."
       Lagi - lagi aku hanya bisa berucap, "Ampuni aku, ya Tuhan jika selama ini sedikit sekali ketulusan yang kuberikan kepada mama. Masih banyak alasan ketika mama menginginkan sesuatu."

         Betapa sabarnya ibuku melalui liku-liku kehidupan. Ibuku adalah seorang idealis, menata keluarga, merawat dan mendidik anak-anak adalah hak prerogatif seorang ibu yang takkan bisa dilimpahkan kepada siapapun.

       Ah, maafkan kami, Mama... 18 jam sehari sebagai "pekerja" seakan tak pernah membuat mama lelah... Sanggupkah aku, Ya Tuhan ?
         "Rosa, bangun nak. Sarapannya sudah mama siapin di meja."

        Kali ini aku melompat segera, kubuka pintu kamar dan kurangkul mama sehangat mungkin, ku ciumi pipinya yang mulai keriput, ku tatap matanya lekat-lekat dan kuucapkan, "Terimakasih, Mama, aku beruntung sekali memiliki mama yang baik hati, izinkan aku membahagiakan mama."

       Kulihat binar itu memancarkan kebahagiaan. Cintaku ini milikmu, Mama. Aku masih sangat membutuhkanmu. Maafkan aku yang belum bisa menjabarkan arti kebahagiaan buat dirimu.
       Sahabat, tidak selamanya kata sayang harus diungkapkan dengan kalimat "Aku sayang padamu" . Namun begitu, Tuhan menyuruh kita untuk menyampaikan rasa cinta yang kita punya kepada orang yang kita cintai.
         Ayo, kita mulai dari orang terdekat yang sangat mencintai kita, Mama. Walau mereka tidak pernah meminta. Percayalah.... kata - kata itu akan sangat berarti dan membuat mereka sangat bahagia.
        " Ya Allah, Cintailah Mama ku, beri aku kesempatan untuk bisa membahagiakan Mama. Dan jika saatnya nanti mama kau panggil, terimalah dan jagalah ia di sisiMu. Titip Mama ku, ya Allah."

             Untuk dan oleh semua Mama yang mencintai anak-anaknya dan semua anak yang mencintai Mama nya.

No comments:

Post a Comment