Wednesday 7 January 2015





Artikel ini diambil dari berbagai sumber artikel-artikel yang ada di internet, dengan harapan artikel ini mempunyai cakupan yang luas dan memudahkan pembaca yang menginginkan pengetahuan dari Rumah Adat, Pakaian Adat dan Alat Musik dari daerah Jawa Timur.

Rumah Adat, Pakaian Adat dan Alat Musik Tradisional Jawa Timur


Rumah Joglo
Rumah adat Jawa Timur Joglo dasar filosofi dan arsitekturnya sama dengan rumah adat di Jawa Tengah Joglo. Rumah adat Joglo di Jawa Timur masih dapat kita temui banyak di daerah Ponorogo. Pengaruh Agama Islam yang berbaur dengan kepercayaan animisme, agama Hindu dan Budha masih mengakar kuat dan itu sangat berpengaruh dalam arsitekturnya yang kentara dengan filsafat sikretismenya.
Rumah Joglo umumnya terbuat dari kayu Jati. Sebutan Joglo mengacu pada bentuk atapnya, mengambil stilasi bentuk sebuah gunung. Stilasi bentuk gunung bertujuan untuk pengambilan filosofi yang terkandung di dalamnya dan diberi nama atap Tajug, tapi untuk rumah hunian atau sebagai tempat tinggal, atapnya terdiri dari 2 tajug yang disebut atapJoglo/Juglo / Tajug Loro. Dalam kehidupan orang Jawa gunung merupakan sesuatu yang tinggi dan disakralkan dan banyak dituangkan kedalam berbagai simbol, khususnya untuk simbol-simbol yang berkenaan dengan sesuatu yang magis atau mistis. Hal ini karena adanya pengaruh kuat keyakinan bahwa gunung atau tempat yang tinggi adalah tempat yang dianggap suci dan tempat tinggal para Dewa.
Pengaruh kepercayaan animisme, Hindu dan Budha masih sangat kental mempengaruhi bentuk dan tata ruang rumah Joglo tersebut contohnya:
Dalam rumah adat Joglo, umumnya sebelum memasuki ruang induk kita akan melewati sebuah pintu yang memiliki hiasan  sulur gelung atau makara. Hiasan ini ditujukan untuk tolak balak, menolak maksud – maksud jahat dari luar hal ini masih dipengaruhi oleh kepercayaan animisme.
Kamar tengah merupakan kamar sakral. Dalam kamar ini pemilik rumah biasanya menyediakan tempat tidur yang dilengkapi dengan bantal guling, cermin dan sisir dari tanduk. Umumnya juga dilengkapi dengan lampu yang menyala siang dan malam yang berfungsi sebagai pelita, serta ukiran yang memiliki makna sebagai pendidikan rohani, hal ini masih dalam pengaruh ajaran Hindu dan Budha.
Untuk rumah Joglo yang terletak di pesisir pantai utara seperti Tuban, Gresik dan Lamongan unsur-unsur di atas di tiadakan karena pengaruh Islam masuk. Melalui akultrasi budaya jawa yang harmoni, penyebaran Islam berbaur harmonis dengan budaya dan adat istiadat kepercayaan animisme, Hindu dan Budha. Islam pun mulai menjalar ke berbagai daerah di Jawa Timur, seperti di Madiun, Ngawi, Magetan, Ponorogo, Pacitan, Kediri, Tulungagung, Blitar, Trenggalek, dan sebagian Bojonegoro, sedangkan kota-kota di bagian barat Jawa timur memiliki kemiripan rumah adat Jawa Tengah, terutama Surakarta dan Yogyakarta yang disebut sebagai kota pusat peradaban Jawa.
Rumah Joglo juga menyiratkan kepercayaan kejawen masyarakat Jawa yang berdasarkan sinkretisme. Keharmonisan hubungan antara manusia dan sesamanya (“kawulo” dan “gusti”), serta hubungan antara manusia dengan lingkungan alam di sekitarnya (“microcosmos” dan “macrocosmos”), tecermin pada tata bangunan yang menyusun rumah joglo. Baik itu pada pondasi, jumlah saka guru (tiang utama), bebatur (tanah yang diratakan dan lebih tinggi dari tanah disekelilingnya), dan beragam ornamen penyusun rumah joglo.
Rumah Joglo mempunyai banyak jenis seperti
- Joglo Lawakan
- Joglo Sinom
- Joglo Jompongan
- Joglo Pangrawit
- Joglo Mangkurat
Arsitektur rumah Joglo menyiratkan pesan-pesan kehidupan manusia terhadap kebutuhan “papan”. Bahwa rumah bukankah sekadar tempat berteduh, tapi ia juga merupakan “perluasan” dari diri manusia itu sendiri. Berbaur harmoni dengan alam di sekitarnya. Rumah Joglo pada umumnya sama pada bentuk global dan tata ruangnya.

Interior Rumah Joglo
Rumah adat joglo yang memiliki dua ruangan yaitu :
- Ruang depan (pendopo) yang difungsikana sebagai :  tempat menerima tamu, balai       pertemuan (karena awalnya hanya dimiliki oleh bangsawan dan kepala desa) dan tempat untuk mengadakan upacara – upacara adat
- Ruang belakang yang terdiri dari : kamar – kamar dan dapur (pawon)
Sedangkan ruang utama atau ruang induk pada rumah joglo dibagi menjadi 3 ruangan, yaitu :
- sentong kiwo (kamar kiri)
- sentong tengan (kamar tengah)
- sentong tangen (kamar kanan)
Dan umumnya rumah joglo di bagian sebelah kiri terdapat dempil yang berfungsi sebagai tempat tidur orang tua yang langsung dihubungkan dengan serambi belakang (pasepen) yang digunakan untuk aktifitas membuat kerjinan tangan. Sedangkan disebelah kanan terdapat dapur, pendaringan dan tempat yang difungsikan untuk menyimpan alat pertanian.
Rumah adat Jawa Timur tidak hanya berbentuk Joglo, ada juga yang berbentuk limasan (dara gepak), dan bentuk srontongan (empyak setangkep).

Pakaian Adat Jawa Timur Dengan Motif yang Tegas Namun Sederhana



Jawa Timur sebuah provinsi di sebelah timur pulau jawa ini memiliki pakaian adat yang di sebut dengan mantenan. Pakaian Tradisional Jawa Timur ini umumnya di kenakan pada saat ada upacara perkawinan oleh masyarakat di Jawa Timur. Kalau di lihat sekilas pakaian dari daerah Jawa Timur ini hampir mirip dengan Pakaian Adat Jawa Tengah.
Untuk Pakaian Adat Jawa Timur sebenarnya tidak jauh berbeda dengan pakaian adat dari jawa tengah, dikarenakan letaknya yang berdekatan. Serta, pada jaman dahulu kala kebudayaan jawa tengah bamyak masuk dalam jawa timur. Namun tetap yang membedakan pakaian adat jawa tengah dengan pakaian tradisional jawa timur adalah karena pakaian adat jawa tengah lebih melambangkan kesopanan dan tata krama yang baik dalam berlaku dan bertutur kata serta mengambil tindakan.

Karena orang – orang jawa tengah yang lebih halus dalam menyampaikan pendapat dan terkadang sering malu – malu. Hal ini berbeda dengan orang yang berasal dari jawa timur yang lebih tegas dan terbuka dalam menyampaikan pendapat sehingga motif dan corak yang ada dalam Pakaian Adat Jawa Timur juga melambangkan ketegasan namun juga tetap berkesan sederhana dengan menjunjung etika tinggi.
Pakaian Adat Jawa Timur juga berbeda dengan pakaian adat dari jawa barat yang mempunyai banyak kategori dan dapat digunakan untuk beberapa acara special atau tertentu. Pada pakaian tradisioanal jawa timur, orang – orang jawa timur biasanya hanya menggunakan pakaian adat pada saat suatu pernikahan akan berlangsung dan pakaian adat mereka disebut mantenan.
Mereka menggunakan topi dan kain yang di selempangkan di bahu dari kanan ke kiri dengan motif hitam dan merah untuk Pakaian Tradisional Jawa Timur untuk pria, dengan menggunakan celana kain dan juga dengan motif hitam, merah, dan warna emas di bagian bawah celana kain dengan warna dasar hitam tersebut. Untuk Pakaian Adat Jawa Timur Wanita, mereka menggunakan kain berwarna hijau untuk dijadikan celana dengan motif baju seperti kemben dengan corak warna yang sama seperti yang ada pada pria jawa timur yaitu dengan corak warna merah, kuning, dan hitam.
Pada bagian kepala wanita jawa timur juga menggunakan perhiasan khusus seperti mahkota yang berasal dari jawa barat sendiri. Selain dapat digunakan untuk acara pernikahan, Pakaian Tradisional Jawa Timur Berasal dari kebudayaan Madura. Pakaian Madura yang biasanya disebut pesa an juga biasa digunakan oleh masyarakat jawa timur. Pakaian pesa an ini merupakan pakaian yang dapat digunakan tidak hanya untuk acara pernikahan atau ada acara khusus, namun pakaian ini dapat digunakan untuk kegiatan sehari – hari pada jaman dahulu kala. Pakaian pesa an ini merupakan pakaian adat yang sangat sederhana dibandingkan dengan pakaian adat yang lain karena terkesan seperti kaos biasa dengan motif bergaris merah dan putih dengan celana longgar untuk pria. Dan menggunakan kebaya sederhana untuk wanita dalam Pakaian Adat Jawa Timur.








ALAT MUSIK KHAS JAWA TIMUR


Ada beberapa alat musik tradisional yang berasal dari Provinsi Jawa Timur yang menjadi bagian dari kekayaan Indonesia akan seni dan budaya. Diantara beberapa alat musik tradisional Jawa Timur itu antara lain adalah :

1.  Gamelang
2.  Bonang
3.  Terompet  Reog
4.  Saronen

BONANG

Bonang Barung adalah salah satu bagian dari seperangkat Gamelan Jawa, Bonang terbagi menjadi dua yaitu Bonang barung dan Bonang penerus.
Bonang barung berukuran sedang, beroktaf tengah sampai tinggi, adalah salah satu dari instrumen-instrumen pemuka dalam Ansambel. Khususnya dalam teknik tabuhan pipilan, pola-pola nada yang selalu mengantisipasi nada-nada yang akan datang dapat menuntun lagu instrumen-instrumen lainnya. Pada jenis gendhing bonang, bonang barung memainkan pembuka gendhing (menentukan gendhing yang akan dimainkan) dan menuntun alur lagu gendhing. Pada teknik tabuhan imbal-imbalan, bonang barung tidak berfungsi sebagai lagu penuntun; ia membentuk pola-pola lagu jalin-menjalin dengan bonang panerus, dan pada aksen aksen penting bonang boleh membuat sekaran (lagu-lagu hiasan), biasanya di akhiran kalimat lagu.

TEROMPET REOG

   Terompet Reog merupakan alat musik tradisional yang berasal dari Ponorogo Jawa Timur. Alat musik ini biasanya digunakan sebagai pengiring saat pertunjukan Reog Ponorogo. Alat musik ini termasuk dalam jenis alat musik tiup (aerofon). Alat ini juga sering di jadikan panjangan. Terompet Reog berfungsi sebagai pemanggil arwah REOG. Dan perhatikanlah gambar gambar Terompet Reog ini :

SARONEN

    SARONEN adalah musik Rakyat yang tumbuh berkembang di masyarakat Madura. Harmonisasi yang dinamis, rancak, dan bertema keriangan dari bunyi yang dihasilkannya memang dipadukan dg karakteristik dan identitas masyarakat Madura yang tegas, polos, dan sangat terbuka mengilhami penciptanya . Saronen berasal dari bahasa Madura " sennenan " ( Hari Senin ).
    Ciri khas musik SARONEN ini terdiri dari sembilan instrumen yang sangat khas, karena disesuaikan dengan nilai filosofis Islam yang merupakan kepanjangan tangan dari kalimat pembuka Alqur'anul Karim yaitu " BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM " yang kalau dilafalkan terdiri dari sembilan keccab. Kesembilan instrumen musik SARONEN ini terdiri dari : 1 saronen, 1 gong besar, 1 kempul, 1 satu kenong besar, 1 kenong tengahan, 1 kenong kecil, 1 korca, 1 gendang besar, 1 gendang dik-gudik ( gendang kecil ).
   Yang menarik dan menjadi jiwa dari musik ini satu alat tiup berbentuk kerucut, terbuat dari kayu jati dengan enam lobang berderet di depan dan satu lubang di belakang. Sebuah gelang kecil dari kuningan mengaitkan bagian bawah dengan bagian atas ujungnya terbuat dari daun siwalan . Pada pangkal atas musik itu ditambah sebuah sayap dari tempurung menyerupai kumis , menambah kejantanan dan kegagahan peniupnya. Alat tiup yg mengerucut ini berasal dari Timur Tengah yang dimodifikasi bunyinya. Pada perhelatan selanjutnya musik saronen ini dipakai untuk mengiringi lomba kerapan sapi, kontes sapi sono', upacara ritual, resepsi pernikahan, kuda serek ( kencak ) dll.

Demikian sedikit ulasan mengenai Rumah Adat, Pakaian Adat dan Alat Musik Tradisional Jawa Timur semoga bermanfaat, dan terimakasih kepada penulis – penulis artikel yang ada diinternet.



No comments:

Post a Comment