Sedekah Unik - Nanti Saya Akan Sedekah...Pak Kyai....!!
Malam itu di sebuah pesantren yatim-piatu di
Jawa Timur seorang Pengusaha datang bersilaturahmi ke Kyai pengasuh pesantren.
Dia memang mempunyai yang ingin coba dibagi dengan Pak Kyai. Sejurus kemudian
berlangsunglah pembicaraan antara keduanya.
"Pak Kyai, saya datang ke sini mau minta
bantu doa agar hajat
saya
dikabulkan oleh Allah SWT." ujar si Pengusaha. "Memangnya saudara
sedang punya hajat apa?" tanya Pak Kyai ringan. "Begini Pak Kyai ...,
saya ini punya usaha di bidang migas. Saya sedang ikut tender di Riau. Doakan
agar saya bisa menang tender...!" jelas si Pengusaha.
"Hmmmmm...." Pak Kyai hanya bergumam tanpa sedikit pun memberi tanggapan.
Entah apa gerangan, mungkin untuk meyakinkan Pak Kyai, tiba-tiba si Pengusaha menambahkan, "Tolong doakan saya dalam tender ini Pak Kyai, insya Allah seandainya saya menang tender, pasti saya akan bersedekah ke pesantren ini!"
"Hmmmmm...." Pak Kyai hanya bergumam tanpa sedikit pun memberi tanggapan.
Entah apa gerangan, mungkin untuk meyakinkan Pak Kyai, tiba-tiba si Pengusaha menambahkan, "Tolong doakan saya dalam tender ini Pak Kyai, insya Allah seandainya saya menang tender, pasti saya akan bersedekah ke pesantren ini!"
Dahi
Pak Kyai berkernyit mendengarnya. Raut muka beliau terlihat sepertinya agak
tersinggung dengan pernyataan si Pengusaha.
Menanggapi
pernyataan si Pengusaha, Pak Kyai yang asli Madura bertanya, "Sampeyan
hapal surat Al-Fatihah...?!"
Si Pengusaha menjawab bahwa ia hapal.
"Tolong
bacakan surat Al-Fatihah itu!
"pinta Pak Kyai.
"Memangnya
ada apa Pak Kyai, kok tiba-tiba ingin mendengar saya baca Al-Fatihah?!"
tanya si Pengusaha."
"Sudah baca saja... saya mau dengar!" tukas Pak Kyai.
"Sudah baca saja... saya mau dengar!" tukas Pak Kyai.
Maka
sang Pengusaha itu pun mulai membaca surat
pertama Alquran. "Bismillahirrahmanirrahim...Alhamdulillahi rabbil
alamiin...Ar rahmaanir rahiim... Maliki yaumiddiin... Iyyaka na'budu wa iyyaka
nasta'iin..."
"Sudah-sudah
cukup..., berhenti sampai di situ!" pinta Pak Kyai.
Si
Pengusaha pun menghentikan bacaan.
"Ayat
yang terakhir sampeyan baca itu mengerti tidak maksudnya?!" tanya Pak Kyai.
"Iyyaka
na'budu wa iyyaka nasta'iin..., Pak Kyai?" tanya si Pengusaha menegaskan.
"Ya,
yang itu!" jawab Pak Kyai.
"Oh
itu saya sudah tahu artinya... kepada-Mu ya Allah kami mengabdi... kepada-Mu ya
Allah kami
memohon
pertolongan!" tandas si Pengusaha.
Pak
kyai lalu berujar enteng, "Oh, rupanya masih sama Al-Fatihah sampeyan
dengan saya punya!"
Si pengusaha memperlihatkan raut kebingungan di wajahnya. "Maksud Pak Kyai...?!" tanya si Pengusaha heran.
Si pengusaha memperlihatkan raut kebingungan di wajahnya. "Maksud Pak Kyai...?!" tanya si Pengusaha heran.
"Saya
kira Al-Fatihah sampeyan sudah terbalik menjadi iyyaka nasta'iin wa iyyaka
na'budu!" jawab Pak Kyai.
Si
Pengusaha malah bertambah bingung mendengar penjelasan pak kyai, ia pun
berkata, "Saya masih belum mengerti Pak Kyai!"
Pak
Kyai tersenyum melihat kebingungan si Pengusaha, beliau pun menjelaskan,
"Tadi sampeyan bilang kalau menang tender maka sampeyan akan sedekah ke
pesantren ini. Menurut saya itu mah iyyaka nasta'iin wa iyyaka na'budu. Kalau
Al-Fatihah sampeyan gak terbalik, pasti sampeyan sedekah dulu ke pesantren ini,
insya Allah pasti menang tender!"
Deggg!
Keras sekali smash sindiran menghujam jantung hati si Pengusaha.
Ba'da
dzuhur esok harinya, hape pak kyai berdering. Rupanya si Pengusaha tadi malam.
"Mohon dicek Pak Kyai, saya barusan sudah transfer ke rekening pesantren," kata si Pengusaha, sambil pamit lalu menutup telepon.
"Mohon dicek Pak Kyai, saya barusan sudah transfer ke rekening pesantren," kata si Pengusaha, sambil pamit lalu menutup telepon.
Sejurus
kemudian Pak Kyai pergi ke bank membawa buku tabungan.
Usai
dicetak lalu dicek, matanya terbelalak melihat angka 2 dan deretan angka 0 yang
amat panjang. Hingga Pak Kyai merasa sulit memastikan jumlah uang yang
ditransfer.
Pak Kyai pun bertanya kepada teller bank, "Mbak, tolong bantu saya berapa dana yang ditransfer ke rekening saya ini?"
Pak Kyai pun bertanya kepada teller bank, "Mbak, tolong bantu saya berapa dana yang ditransfer ke rekening saya ini?"
Sang
teller menjawab, "Ini nilainya 200 juta, Pak Kyai!"
Pak
Kyai pun begitu sumringah. Seumur-umur baru kali ini ada orang menyumbang
sebanyak itu ke Pesantrennya,berulang kali ucapan hamdalah terdengar dari
lisannya.
Malamnya
lepas maghrib, Pak Kyai mengumpulkan seluruh ustadz dan santri di pesantren
yatim itu.
Mereka membaca Alquran, dzikir & doa yang panjang untuk hajat yang ingin dicapai oleh si Pengusaha.
Arsy Allah SWT malam itu mungkin bergetar. Pintu-pintu langit mungkin terbuka, sebab doa yang dipanjatkan oleh Pak Kyai & para santri yatim begitu khusyuk....
Mereka membaca Alquran, dzikir & doa yang panjang untuk hajat yang ingin dicapai oleh si Pengusaha.
Arsy Allah SWT malam itu mungkin bergetar. Pintu-pintu langit mungkin terbuka, sebab doa yang dipanjatkan oleh Pak Kyai & para santri yatim begitu khusyuk....
Seminggu
berselang si Pengusaha menelpon Pak Kyai.
"Pak
kyai, saya ingin mengucapkan terima kasih atas doanya tempo hari.
Alhamdulillah, baru saja saya mendapat kabar bahwa perusahaan saya menang
tender dengan nilai proyek yang cukup besar!!!"
Mendengar itu, Pak Kyai turut bersyukur kepada Allah SWT. Ia lalu bertanya, "Berapa nilai tender yang didapat?!"
Mendengar itu, Pak Kyai turut bersyukur kepada Allah SWT. Ia lalu bertanya, "Berapa nilai tender yang didapat?!"
"Alhamdulillah,
nilainya Rp 9,8 milyar!" jawab si Pengusaha.
Subhanallah,
begitu cepat & besar balasan Allah yang diterima Pengusaha itu.
No comments:
Post a Comment