Friday 20 March 2015

Budidaya Ikan Nila Dikolam Terpal

Budidaya Ikan Nila Dikolam Terpal

Kelebihan dan Kekurangan Budidaya Ikan Kolam Terpal
Kolam Terpal kini kian populer untuk tempat budidaya ikan. Selain Lele, jenis ikan air tawar lain seperti Nila, Gurami dan Patin juga dapat dibudidayakan secara optimal pada kolam terpal. Banyak orang yang telah sukses menerapkan budidaya ikan di kolam terpal ini.
Selain lebih praktis, mudah diaplikasikan di lahan terbatas serta biaya pembuatan yang relatif lebih murah dibanding kolam tembok, budidaya ikan di kolam terpal juga memiliki keunggulan dibanding budidaya ikan di kolam tembok atau kolam tanah.

Kelebihan Kolam Terpal yaitu
1.      Kolam Terpal Dapat Diaplikasikan Pada Daerah Kurang Air
Bagi anda yang tinggal di pesisir pantai yang notabene tanahnya berpasir dan kurang mampu menahan air (porous), kolam terpal merupakan pilihan yang tepat untuk budidaya ikan. Budidaya ikan pada kolam tanah di daerah pesisir pantai atau daerah lain yang tanahnya porous akan menemui kendala karena air akan terus berkurang karena langsung meresap ke tanah. Kolam terpal inilah solusi yang ciamik jika anda ingin mencoba usaha budidaya ikan.

2.   Suhu Air di Kolam Terpal Lebih Stabil
Kolam terpal mampu menahan fluktuasi suhu kolam yang biasanya terjadi saat perubahan musim. Rahasianya terletak pada alas sekam yang ditebar sebelum terpal di pasang. Pada musim kemarau alas sekam tersebut disiram air agar cepat busuk. Proses pembusukan sekam ini kemudian menghasilkan panas yang pada akhirnya mampu menjaga suhu air di kisaran ideal untuk budidaya ikan.

3.   Ikan Kolam Terpal Tidak Berbau Tanah
Berbeda dengan budidaya di kolam tanah yang biasanya ikan hasil panenan masih berbau lumpur, ikan hasil budidaya di kolam terpal sama sekali tidak berbau lumpur. Ikan yang tidak berbau lumpur relatih lebih disukai oleh para konsumen.

4.   Panen Ikan Lebih Mudah
Karena ukurannya yang umumnya tidak terlalu besar, panen ikan di kolam terpal relatif lebih mudah dilakukan. Selain itu dasaran kolam terpal biasanya hanya terdapat sedikit lumpur atau malah tidak ada sama sekali sehingga panen ikan di kolam terpal lebih mudah untuk dilakukan.

5.   Pengolahan Kolam Terpal Lebih Cepat
Proses pembersihan dan pengeringan kolam terpal sebelum digunakan kembali jelas lebih cepat dibanding dengan kolam tanah. Proses pembersihan dan pengeringan ini lazim dilakukan para pembudidaya ikan untuk memutus mata rantai bibit penyakit. Kolam tanah umumnya memerlukan waktu 2-7 hari untuk proses pengeringan. Kolam terpal hanya memelukan waktu beberapa jam saja atau paling lambat 1-2 hari untuk proses pengeringan.

6.   Padat Tebar Benih Ikan Lebih Tinggi
Penumpukan sisa pakan dan kotoran ikan ini kemudian akan menghasilkan amonia dan hidrogen sulfida yang bersifat racun bagi ikan. Ikan pun kemudian ogah untuk berenang di dasar kolam. Akibatnya ruang gerak ikan menjadi terbatas.

7.   Kotoran dan Sisa Pakan lebih mudah dibersihkan
Kotoran ikan dan sisa pakan yang menumpuk di dasar kolam lebih mudah dibersihkan dengan cara disedot (shift pond). Ruang gerak ikan menjadi lebih luas karena ikan dapat berenang di dasar kolam tanpa takut teracuni amonia.

8.   Jarang Ditemui Hama & Penyakit
Hama yang memangsa ikan khususnya benih jarang ditemui di kolam terpal. Selain itu ikan yang di budidayakan pada kolam terpal relatif jarang terserang penyakit.

9.   Kelangsungan Hidup Ikan Lebih Tinggi
Karena kualitas air yang lebih terkontrol serta minimnya serangan hama dan penyakit maka kelangsungan hidup (survival rate) ikan ikan yang dibudidayakan lebih tinggi. Pengalaman pembudidaya lele sangkuriang pada kolam terpal, kelangsungan hidup ikan lele yang dipelihara bisa mencapai 95 %.

Demikian beberapa keunggulan kolam terpal untuk budidaya ikan, meskipun memiliki beragam keunggulan, bukan berarti kolam terpal merupakan cara terbaik untuk membudidaya ikan air tawar. Khususnya jika anda ingin membudidaya ikan dalam jangka panjang. Kolam yang lebih permanen akan lebih cocok untuk anda yang ingin menjadikan bisnis budidaya ikan sebagai pemasukan utama anda.
Kekurangan Kolam Terpal
Berikut beberapa kelemahan kolam terpal dibandingkan dengan kolam tanah maupun kolam beton:

1.   Rawan bocor
Lahan tempat meletakkan kolam terpal harus bebas dari sudut-sudut lancip. Hati-hati juga dalam memberikan pakan tambahan untuk ikan, karena terkadang makanan juga dapat menyebabkan kebocoran pada terpal. Hewan pengerat seperti tikus juga senang mengunyah terpal sehingga tikus juga merupakan salah satu penyebab utama bocornya kolam terpal. Terpal juga mungkin tertusuk kawat atau paku dari bambu penegak dinding kolam.

2.   Mudah lapuk karena hujan
Peternak juga harus mencari cara agar bagian luar kolam terpal tidak sering terkena hujan, karena dapat menyebabkan terpal lapuk. Hal ini juga akan mengakibatkan rusaknya terpal sebelum waktunya.

3.   Tidak awet
Usia rata-rata kolam terpal hanya sekitar 2 tahun. Sementara kolam tanah dan kolam beton dapat berusia hingga puluhan tahun selama dijaga agar tidak terlalu berlumut.

4.   Miskin ion-ion dan mineral dari tanah
Salah satu keunggulan kolam tanah adalah karena tanah banyak mengandung mineral renik yang penting bagi nutrisi ikan. Tanah juga berfungsi sebagai penstabil ion dalam air. Ketika air kekurangan ion, tanah akan memberikannya. Ketika air kelebihan ion, tanah akan mengikatnya. Ikan yang dibiakkan di kolam terpal mungkin tidak tumbuh sebesar dan secepat ikan yang dibiakkan di kolam tanah kecuali jika pemilik menambahkan zat tambahan seperti mineral ke dalam air kolam terpal.

5.   Air kolam terpal lebih cepat bau
Hal ini disebabkan karena kolam terpal tidak memiliki bakteri yang dimiliki oleh kolam tanah yang berfungsi sebagai perombak bahan organik dan penyuplai mineral bagi bakteri. Perombakan bahan organik yang cepat akan membantu mengurai pakan ikan yang tidak habis sehingga tidak berada terlalu lama di dalam air. Kolam terpal akan lebih cepat bau karena proses pembusukan pakan ikan yang tidak habis akan memakan waktu lebih lama dan dapat mengurangi kadar oksigen dalam air karena proses pembusukan (oksidasi) membutuhkan oksigen.

Pemilihan jenis kolam tentu akan sangat bergantung pada tujuan anda beternak ikan. Jika anda mempertimbangkan masalah biaya, mobilitas, dan kemudahan pengembangan, tentu anda akan memilih kolam terpal.
Namun jika prioritas anda adalah kualitas ikan, penggunaan kolam dalam jangka panjang, dan anda tipe orang yang tidak mau repot mengganti kolam tiap tahun, dan memiliki budget, maka tentunya anda akan memilih kolam yang lebih permanen seperti kolam beton atau kolam tanah.

Ikan nila adalah jenis ikan yang sudah di kenal oleh seluruh lapisan masyarakat khusus nya di Indonesia ini, selain mempunyai rasa yang enak dan nikmat ikan nila juga mempunyai harga yang relatif murah alias terjangkau oleh masyarakat menengah kebawah jadi semua kalangan dapat menikmati rasa nya ikan nila ini. Klasifikasi Dan Sejarah Ikan Nila

Meurut Trewavas suyanto secara umum klasifikasi ikan nila yaitu :
Kelas Osteichtyes,
Sub Kelas Acanthopterigii,
Filum Chordata,
Sub FilumVertebrata
Spesies Oreochromis niloticus,
Genus Oreochromis,
Famili Cichilidae,
OrdoPercomophy
Sub Ordo Percoidea

Adapun ciri-ciri yang terdapat pada tubuh ikan nila saat pertama kali di temukan yaitu : mempunyai sisik yang besar dan berjumlah 24 buah, ukuran tubuhnya ramping dan panjang, di bagian badan nya terdapat sebuah gurat sisi, mempunyai mata yang menonjol keluar dan mempunyai warna putih di bagian tepi nya, warna tubuh nya keabuan dan kehitaman, dan mempunyai pita gelap pada tubuhnya.

Sejarah ikan nila
Ikan nila adalah jenis ikan omnivora dan ikan ini pertama di temukan di Sungai Nil yaitu di sekitaran Afrika Timur, syria sampai Liberia. Dan menurut masyarakat sekitar ikan ini di yakini telah hidup sejak jaman peradaban Mesir Purba.
Ikan ini mempunyai keunggulan tersendiri di mata masyarakat, dan karena keunggulan nya itu ikan ini banyak di manfaatkan sebagai ikan konsumsi dan penyebaran ikan ini sangat cepat karena ikan ini dapat bertahan hidup di beberapa jenis air seperti di air payau, air tawar dandi air asin sehingga tidak heran jika ikan nila ini banyak yang membudidayakan nya.
Selain itu ikan ini juga memiliki karakter yang unik yaitu ikan ini menyukai suhu optimal antara 25 sampai 300 derajat, mudah beradaptasi dengan lingkungan yang baru sekalipun, adapun kandungan protein yang terkandung pada ikan nila ini yaitu:
v     Omega 6 yang tinggi,
v     Omega 3 nya rendah,
v     Asam amino,
v     Lemak 3,3 %,
v     Kandungan air 65 %,
v     Abu 0,9 %,
v     Protein 17,5 %,
v     Treonin 175,2 mg/g,
v     Metionin 11 mg/g,
v     Lisin 20,5 mg/g,
v     Leusin 62 mg/g,
v     Trytophan 15 mg/g, dan
v     Fenilaanin 30 mg/g.

B.     Budidaya Ikan Nila
1.      Membuat Lubang
a.       Cari posisi tanah yang langsung terkena sinar matahari dan cukup luas untuk pembuatan kolam.
b.      Gali tanah sesuai dengan luas kolam yang anda inginkan dengan kedalaman ± 50 cm.
c.       Tanah hasil galian tadi digunakan untuk tanggul di sisi kolam dan dipadatkan supaya tanggul tersebut kuat lalu permukaan tanggul diberi batako / bata merah supaya permukaannya rata.
d.      Setelah penggalian selesai, selanjutnya dasar kolam diberi sekam secar merata.
e.       Terpal siap dipasang dan diisi air.
f.        Diatas terpal diberi batako / bata merah lagi supaya aman dan rapi. Hal ini dimaksudkan juga supaya terpal tidak gampang berubah posisi, terutama saat angin berhembus lumayan kencang.

2.      Persiapan Kolam

a.       Pengeringan kolam.
b.      Perbaikan pematang, saluran pemasukkan dan pengeluaran.
c.       Pengapuran dengan ukuran 25-1000 gram/m2.
d.      Pemupukan dengan pupuk kandang 500 gram/ M2, urea 15 gram/ m2 dan TSP gram/ m2.
e.       Pengisian air kolam.
f.        Dapat dilakukan penyemprotan dengan pestisida.
g.       Untuk mencegah hewan/ ikan lain masuk, maka dapat dipasang saringan pada pintu masuk air.
h.       Masukkan air sampai kedalaman 80 – 150 cm, kemudian tutup pintu pemasukkan dan pengeluarannya, biarkan air tergenang.
i.         Penebaran Ikan Nila dilakukan setelah 5 – 7 hari pengisian air kolam.

3.   Tahap Kedua Menebar Benih Ikan Nila
Setelah tahapan proses persiapan kolam terlaksana dengan baik, maka pada hari yang kelima samapai hari ketujuh setelah masa pengisian air kolam dilakukan akan dilakukan penebaran benih ikan nila. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah ukuran benih ikan yang disebarkan hendaknya berukuran antara 8-12 cm atau dengan ukuran berat 30 gram/ekor dengan pada tebar sekitar 5-10 ekor/m2. Pemeliharaan ikan nila dilakukan selama 6 bulan atau hingga ukuran berat ikan nila sudah mencapai 400-600 gram/ekor.
Habitat ikan Nila
Ikan nila memiliki kemampuan menyesuaikan diri yang baik dengan lingkungan sekitarnya. Ikan memiliki toleransi yang tinggi terhadap lingkungan hidupnya. Sehingga ia bisa dipelihara di dataran rendah yang berair payau maupun dataran yang tinggi dengan suhu yang rendah. Ia mampu hidup pada suhu 14 – 38 derajat celcius. Dengan suhu terbaik adalah 25 –  30 derajat. Hal yang paling berpengaruh dengan pertumbuhannya adalah salinitas atau kadar garam jumlah 0 – 29 % sebagai kadar maksimal untuk tumbuh dengan baik. Meski ia bisa hidup di kadar garam sampai 35% namun ia sudah tidak dapat tumbuh berkembang dengan baik.
4.      Tahap Ketiga Cara Pemberian Makan Ikan Nila
Ikan nila termasuk dalam ikan pemakan segala atau Omnivora. Ikan ini dapat berkembang biak dengan aneka makananbaik hewani maupun nabati. Ikan nila saat ia masih benih, pakannya adalah plankton dan lumut sedangkan jika ia sudah dewasa ia mampu diberi makanan tambahan seperti pelet dan berbagai makanan lain yaitu daun talas.
Hal yang harus anda ketahui untuk memelihara ikan nila adalah : pertumbuhan dari ikan ini sangat bergantung dari pengaruh fisika dan kimia serta interaksinya. Pada saat curah hujan yang tinggi misalnya pertumbuhan berbagai tanaman air akan berkurang sehingga mengganggu pertumbuhan air dan secara tidak langsung mengganggu pertumbuhan ikan nila. Ikan nila juga akan lebih cepar tumbuhnya jika dipelihara di kolam yang dangkal airnya, karena di kolam dangkal pertumbuhan tanaman dan ganggang lebih cepat dibandingkan di kolam yang dalam. Ada yang lain yaitu kolam yang pada saat pembuatannya menggunakan pupuk organic atau pupuk kandang juga akan membuat pertumbuhan tanaman air lebih baik dan ikan nila juga akan lebih pesat pertumbuhannya.
Ikan nila jantan juga memiliki keunggulan dibandingkan dengan yang betina. Ikan jantan memiliki pertumbuhan 40% lebih cepat dibandingkan dengan  yang betina. Terlebih jika dipelihara dalam kolam yang dibedakan atau monosex , Pengelolaan pakan sangat penting dalam budidaya ikan nila. Biaya pakan merupakan komponen biaya paling besar dalam budidaya ikan nila. Berikan pakan berupa pelet dengan kadar protein 20-30%.
Ikan nila membutuhkan pakan sebanyak 3% dari bobot tubuhnya setiap hari. Pemberian pakan bisa dilakukan pada pagi dan sore hari. Setiap dua minggu sekali, ambil sampel ikan nila secara acak kemudian timbang bobotnya. Lalu sesuaikan jumlah pakan yang harus diberikan.

Perhitungan dosis pakan budidaya ikan nila:
Dalam satu kolam terdapat 1500 ekor ikan nila berukuran 10-20 gram/ekor.
Rata-rata bobot ikan → (10+20)/2 = 15 gram/ekor.
Perhitungan pakannya → 15 x 1500 x 3% = 675 gram = 6,75 kg per hari
Cek bobot ikan setiap dua minggu untuk menyesuaikan jumlah pakan.

a.       Protein 20-30%
b.      Lemak 70% (maksimal.)
c.       Karbohidrat 63 – 73%
d.      Pakanya berupa hijau-hijauan diantaranya adalah : Kaliandra, Kalikina atau kecubung, Kipat, Kihujan

5.   Sumber air
Untuk persoalan air mesti diperhitungkan tentang sumber air anda mesti ada setiap saat. Sumber air bisa datang dari air sumur, air PDAM maupun air hujan yang ditampung.

6.   Tinggi lokasi budidaya
Budidaya ikan nila mesti ditempat yang mempunyai ketinggian pada 0 500 m di atas permukaan laut. Hal semacam ini dikarenakan oleh dampak suhu untuk kehidupan ikan nilai nanti.

7.   Kesesuaian tinggi kolam dengan ukuran ikan.
Ukuran ikan yang anda memelihara mesti disesuikan dengan ketinggian air didalam kolam tarpal anda. Untuk bibit ikan yang memiliki ukuran kecil cukup hanya ketinggian air 40 50 cm. Sedang ketinggian kolam tarpal anda mesti minimum 20 cm dari ketinggian minimum air anda. Hal semacam ini mempunyai tujuan untuk menghindar meluapnya air bila hujan tinggi.

8.      Imbuhkan aerator
pada daerah ketinggian spesifik air didalam kolam bakal kekurangan kandungan oksigennya hingga diperlukan aerator untuk menambah oksigen didalam kolam anda.

9.   Pengendalian hama dan penyakit
Seperti telah disebutkan sebelumnya, ikan nila merupakan ikan yang tahan banting. Pada situasi normal, penyakit ikan nila tidak banyak mengkhawatirkan. Namun bila budidaya ikan nila sudah dilakukan secara intensif dan massal, resiko serangan penyakit harus diwaspadai. Penyebaran penyakit ikan sangat cepat, khususnya untuk jenis penyakit infeksi yang menular. Media penularan biasanya melewati air. Jadi bisa menjangkau satu atau lebih kawasan kolam.

10. Tahap Keempat Cara Panen Ikan Nila
Masa pemanenan ikan nila sudah dapat dilakukan setelah masa pemeliharaan 4 – 6 bulan. Ikan nila pada usia 4-6 bulan pemeliharaan akan memiliki berat yang bevariasi, yaitu antara 400-600 gram/ekor. Bila ukuran berat dari masing-masing ikan dirasa belum maksimal, maka pemanenan bisa juga dilakukan dengan sistem bertahap, dimana hanya dipilih ukuran konsumsi (pasar). Pada tahap pertama dengan menggunakan jaring dan setiap bulan berikutnya secara bertahap.

Itulah sobat pembaca info terbaru farray room, semoga dapat memberikan tambahan pengetahuan buat sobat untuk memulai bisnis dibidang ini. Share juga ke yang lain, siapa tau mereka juga akan membutuhkan artikel diatas.


No comments:

Post a Comment