Ajari Anak Mandiri, Jutawan China Rela Jadi Tukang Sapu Jalan
"Kalau hidup sekedar hidup, babi di hutan juga hidup. Kalau kerja sekedar kerja, kera juga bekerja." -Buya Hamka-
Adalah Yu Youzhen,
seorang jutawan asal Kota Wuhan, China, yang kini menjadi bahasan utama
di beberapa surat kabar setempat. Pasalnya, untuk memberikan contoh
positif bagi kedua anaknya, Yu rela menjadi tukang sapu jalan yang hanya
menerima upah 1.420 yuan per bulan atau sekitar Rp 2,2 juta.
Uang yang
didapatkannya dari upah menyapu jalan tentu tidaklah sebanding dengan
pendapatannya saat ini. Yu, yang juga dikenal sebagai pemilik puluhan
apartemen, tersebut memiliki aset jutaan yuan yang sangatlah cukup untuk
menopang semua kebutuhan hidupnya. Namun, Yu tak ingin terlena dengan
apa yang dia miliki sekarang.
Alih-alih
bermalas-malasan di rumah dan menghitung semua kekayaannya, Yu tetap
memutuskan untuk bekerja sebagai pekerja kebersihan. Pekerjaan tersebut
rupanya telah ia lakukan sejak tahun 1998. Semua itu dilakukannya bukan
tanpa alasan.
Yu tidak dilahirkan
dari keluarga yang kaya. Pada tahun 1980, ia hanyalah seorang petani
sayur miskin di Hongshan, distrik Donghu, desa Huojiawan. Bersama
suaminya, Yu harus mau bekerja keras untuk menghemat uang mereka.
Setelah bertahun-tahun bekerja dari fajar hingga senja, mereka berhasil
menjadi keluarga pertama yang memiliki rumah 3 lantai.
Kala itu, banyak
orang yang datang ke Wuhan untuk mencari pekerjaan, dan banyak dari
mereka yang membutuhkan tempat tinggal, sehingga Yu mulai menyewakan
kamar cadangannya di rumahnya. Setiap kamar sewa menghasilkan sekitar 50
yuan setiap bulan.
Uang itu kemudian
digunakan untuk membangun lebih banyak rumah dan menambah lantai.
Setelah beberapa tahun, Yu dan suaminya memiliki tiga bangunan 5 lantai,
yang sebagian besar disewakan. Beruntung lagi, sesuai dengan kebijakan
penggantian dan pembangunan kembali lahan, Yu dan keluarganya mendapat
kompensasi 21 apartemen dari pemerintah untuk seluruh rumah yang telah
mereka bangun di Huojiawan.
Kekayaan itu tak
pelak menyilaukan mata Yu dan suaminya. Ia yang sedari dulu telah
bekerja keras tidak ingin kedua anaknya hidup berfoya-foya. Secara
pribadi, Yu sangat menyayangkan sikap warga desanya yang sering
menyia-nyiakan kekayaan mereka hanya untuk berjudi, minum, dan narkoba.
Oleh karenanya, Yu bertekad akan mendidik anak-anaknya dengan memberi
contoh yang baik. Salah satunya dengan menjadi tukang sapu jalan.
Ia bekerja sejak
pukul 3 pagi selama enam hari dalam seminggu. Untuk membersihkan jalanan
sepanjang 3 km, ia bahkan harus menghabiskan 6 jam sehari. Yu tidak
hanya menyapu jalan, tetapi juga membersihkan semua tong sampah yang
terdapat di sepanjang jalan.
"Saya ingin memberi
contoh untuk putra dan putri saya. Seseorang tidak bisa hanya duduk di
rumah dan 'menggerogoti' semua kekayaannya," kata Yu ketika ditanya
perihal alasannya bekerja sebagai pembersih jalan, sebagaimana dilansir
Oddtycentral (10/1).
Yu juga
memperingatkan kedua anaknya untuk tetap bekerja sebagaimana mestinya.
Jika tidak, ia mengancam untuk menyumbangkan semua hartanya pada negara.
Kini, anak laki-lakinya telah bekerja sebagai supir di area Donghu
Scenic dan digaji lebih dari 2.000 yuan per bulan, sedangkan putrinya
bekerja di sebuah perkantoran dengan upah 3.000 yuan per bulan.
Setiap orang punya
cara tersendiri untuk memaknai hidup. Namun, apakah hidup hanya sebatas
kepuasan diri untuk apa yang telah kita dapatkan? Ataukah kita tetap
berjuang seperti apa yang dilakukan Yu sepanjang hidupnya?
via: merdeka.com
No comments:
Post a Comment