Thursday 4 December 2014

Sebungkus Nasi Putih

Sebungkus Nasi Putih

sebungkis nasiMenurut sumber dari yang kami dapatkan, ini merupakan sebuah kisah nyata yang berasal dari negeri China. Cerita ini bermula pada suatu senja, tepatnya kira-kira 20 tahun yang lalu.
Seorang pemuda yang terlihat seperti seorang mahasiswa, sedang mondar mandir di depan sebuah rumah makan cepat saji di pusat kota negeri China. Ia terlihat sedang menunggu tamu restoran bepergian dari restoran itu dan menunggu suasana dalam restoran sepi. Dengan sifat yang agak malu-malu, dan setelah suasananya sudah sepi. Pemuda itu pun memasuki restoran tersebut.
Setelah di dalam, ia pun mulai memesan makanan kepada sang pemilik restoran. Yang kebetulan adalah sepasang suami istri lah yang mengelola restoran tersebut. Dengan malu-malu, pemuda ini pun berkata. “Tolong berikan saya nasi putih”.
Setelah suami istri ini mendengarkan pesanan dari pemuda ini, mereka pun segera menghidangkan nasi putih kepada pemuda ini.
Setelah nasi putih itu tersaji di depan sang pemuda. Sang pemuda pun langsung berjalan untuk membayar nasi putih yang ia pesan dan dengan sedikit berbisik dan malu. Ia berkata kepada istri dari pemilik restoran. “dapatkah saya meminta sesendok kuah sayur diatas nasi saya?”
Istri pemilik restoran pun tersenyum kepada pemuda itu.”Ambil saja apa yang engkau suka, engkau tidak perlu membayar untuk tambahan mu itu.”  Sebelum makanan yang ia santap habis, pemuda ini berpikir. “Kuah sayur ini berarti Gratis.”
Lalu, pemuda itu pun memesan kembali memesan nasi putih kepada sang pemilik restoran. “Apa nasinya tadi belum cukup anak muda? Nanti akan saya berikan yang lebih banyak lagi nasinya untuk mu” Ujar sang pemilik restoran dengan ramah .
“Bukan, saya akan membawa pulang nasi ini. Besok saya akan membawa ke sekolah nasi ini untuk bekal makan siang saya!” Ujar pemuda ini.
Mendengar pemuda ini berkata demikian, Pemilik rumah makan ini berfikir jika pemuda ini pasti dari keluarga yang kurang beruntung atau bisa dikatakan keluarga miskin di luar kota, dan demi menuntut ilmu, pemuda ini harus ke kota. Ia pasti berusaha memenuhi kebutuhan dirinya sendiri disini dan pasti kesulitan dalam hal keuangan.
Setelah berpikir demikian, pemilik restoran pun menaruh sepotong daging dan sebutir telur yang kemudian ia taruh dibawa nasi, kemudian ia membungkus nasi tersebut. Sepintas terlihat jika nasi itu dibuka, hanyalah sebuah nasi putih dan kemudian ia pun memberikan sebungkus nasi putih ini ke pada pemuda tersebut.
Melihat perbuatannya, istri pemilik rumah makan pun heran dengan perbuatan suaminya dan langsung menanyakan kepada suaminya.
Suaminya pun berbisik untuk  memberitahu alasan ia, menaruh  telur dan daging di balik  nasi putih yang tadi ia bungkus untuk pemuda tersebut. “aku memberikan pemuda itu daging dan telur di bawah nasi, agar ia tidak tersinggung dengan pemberian ku. Jika ia melihat lauk di nasinya, dia tentu akan merasa bahwa kita sedang bersedekah untuknya. Harga dirinya akan tersinggung dan ia pun enggan untuk kembali mendatangi kita. Jika ia hanya membeli semangkuk nasi, tentu ia tidak mendapatkan gizi untuk ia bersekolah.”
“Engkau memang baik hati suami ku, Sudah menolong orang. Masih juga berusaha menjaga harga dirinya” ujar istri pemilik restoran.
“Jika saya tidak baik, tentu dirimu tidak akan mau menjadi istri ku”. Canda dari sang suami.
Setelah pemuda ini menyelesaikan makannya. Ia pun pamit kepada sepasang suami istri yang telah memberikan makanan kepadanya. Dengan pandangan rasa terima kasih yang dalam, ia menatap sepasang suami istri tersebut.
“Besok datang lagi ya, dan jangan lupa terus semangat!” Ujar pemilik restoran sambil melambaikan tangannya. Dalam perkataannya, ia pun bermaksud untuk mengundang pemuda ini untuk besok datang kembali.
Sepasang mata pemuda ini pun berkaca-kaca terharu. dan dari situlah setiap sore, pemuda ini selalu singgah kerumah makan mereka. dan seperti biasa, sang pemilik restoran selalu memberikan semangkuk nasi dan memberikan sebungkus bekal untuk pemuda ini bawa kesekolah untuk esok hari. dan seperti biasa, nasi itu pun diberi lauk dibawah nya dan tiap hari diberikan lauk yang berbeda untuk pemuda itu.
Setelah, pemuda itu tamat Sekolah. Ia pun tidak pernah kelihatan dalam 20 tahun terakhir. hingga pada suatu hari. Saat pemilik restoran ini sudah menginjak umur yang tidak muda lagi. yaitu 50 tahun. Pemilik Restoran ini mendapat surat dari pemerintah, jika rumah makan yang mereka pakai untuk mencari nafkah hidup mereka harus digusur. Mereka berdua pun kebingungan karena, anak mereka juga harus mendapatkan uang untuk biaya sekolahnya diluar negeri.
Hingga pada keesokan harinya, pasangan suami istri ini pun kedatangan seorang tamu.
“Apa kabar? perkenalkan saya adalah seorang wakil direktur sebuah perusahaan. Saya ditugaskan oleh direktur saya untuk mengundang anda berdua untuk membuka kantin di perusahaan kami. Perusahaan kami sudah menyediakan semua untuk kalian. Jadi kalian cukup membawa koki dan segudang keahlian kalian untuk memasak. Nanti keuntungannya akan dibagi dua dengan perusahaan” ujar tamu tersebut.
“Siapakah direktur perusahaan anda? Kenapa tuan sangat baik kepada kami? Saya tidak ingat mengenal seorang yang begitu mulia” Ujar pasangan suami istri tersebut kebingungan.
“Kalian adalah penolong dari direktur kami. dan sangat berjasa kepada direktur kami. Ia selalu bercerita, kalau ia paling suka dengan telur dan dendeng buatan kalian. Itu saja yang saya tahu. Nanti kalian akan tahu setelah bertemu dengan dia”
Akhirnya, pemuda yang dulu sering dibantu oleh pasangan suami istri ini pun muncul. Setelah ia berjuang selama 20 tahun terakhir. Akhirnya pemuda ini dapa membangun bisnisnya dan sekarang ia pun menjadi seorang direktur yang sukses.
Ia merasa kesuksesan ini tidak lain dan tidak bukan juga merupakan jasa dari pasangan suami istri ini. yang telah memberikan selalu makanan bergizi untuknya dan mungkin tanpa bantuan dari keduanya. Ia tidak akan sesukses ini.
Setelah lama berbincang, suami istri ini pun hendak berpamitan dan meninggalkan kantornya. Sebelum pergi, pemuda ini pun berdiri dari kursinya dan ia membungkuk seraya memberikan hormat kepada pasangan istri ini dan berkata ” Bersemangat ya! dikemudian hari, perusahaan ini bergantung kepada kalian, dan sampai bertemu besok.”
Dan akhirnya pasangan suami istri ini pun tidak kebingungan untuk mendapatkan pemasukan setelah tempat makan mereka sebelumnya di gusur oleh pemerintah.
Yah, sebungkus nasi yang mereka berikan. Membuat mereka mendapatkan balasan yang tidak dikira-kira sangat membantu disaat mereka kesusahan.
Itulah gunanya kita berbaik hati kepada orang lain. walaupun kita tidak mengharapkan imbalan apa-apa. Pasti akan ada balasan setimpal dan bahkan lebih dari apa yang kita berikan dulu kepada orang yang kita beri. Selalu ingat, setiap perbuatan akan ada balasannya.
Jangan lupa untuk berbuat baik kepada orang lainnya.
cerita ini dicopas dari cerita inspiratif dan mengharukan

No comments:

Post a Comment